Batman Begins - Help Select

Kamis, 09 Februari 2012

Sesuatu yang Merusak Tanaman

Hama

Hama adalah hewan yang mengganggu dan merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung.

Berikut ini beberapa jenis hama;

1. WERENG

Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang. Jika serangannya parah,, maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng dapat dikendalikan dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, masker, topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.

2. GANGSIR

Gangsir merupakan binatang yang masih muda. Misalnya tanaman yang baru dipndah dari persemaian. Gigitan gangsir, menyebabkan tanaman mati atau batangnya putus atau patah. Potongan batang itu hanya tidak dimakan hanya di putus. Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain, tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsirdapat dilakukan dengan menyiram larutaninsektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.

3. TIKUS

Tikus merupakan hama tanaman karena sebagai berikut :

a. Menyerang tamnaman pada masa persemaian, pertumbuhan, pembungaan, panen, hingga masa penyimpanan.

b. Sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik.

c. Memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina dapat melahirkan 4 sampai 12 anak dalam satu siklus reproduksi

d. Memakan bagaian tamnaman seperti biji-bijian, umbi tanaman dan buah. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman.

Tanda – tanda serangan tikus antara lain adanya kerusakan tanaman ada jejak dan kotoran tikus, adanya bekas potongan – potongan pada tanaman yang dirusak tikus, serta adanya liang tikus.

Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut;

a. Pemberuan racun tikus yang bersifat akut.

b. Gropyokan, yaitu pemburu tikus secara beramai ramai di suatu desa atau sebuah kelompok tani.

c. Emposan, yaitu dengan membakar campuran belerang dan jerami diarahkan ke dalam liang tikus.

d. Pengendalian biologis melepaskan misalnya, burung hantu, dan ular sawah.

e. Penanaman padi secara serentak. Yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada suatu eilayah persemaian.

4. LALAT BUAH

Biasanya menyerang tanaman pada tanaman buah pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah –buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya pada dalam daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut, sehingga buah akan busuk dan rusak.

Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara,

a. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok

b. Pemasanhan perangkap berupa sex pheromone.

c. Penyemprotan insektisida secara berselang seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.

5. WALANG SANGIT

Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur serangga betina dapat menghasilkan 100 – 200 butir telur. Telur telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara mengkisap sehingga buah menjadi hampa.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menanam secara serentak sanitasi tanaman yang terserang hama atau dengan penyemprotan insektisida dengan dosis sesuai.

6. ARTONA

Hama ini termasuk Lepidoptera, artona menjadi hama tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas menyerang dengan menimbulkan gejala serangga titik-titik pada daun. Setelah agak nesar, ulat menimbulkan gejala serangga garis-garis pada daun. Ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut tulang daunnya sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja.

Pengendalian terhadap artona dilakukan dengan memangkas daun kelapa yang sudah terserang agar ulat dan kepompongnya ikut terbuang. Pengendalian hayati dengan melepas parasit apanteles artonae. Pada pertanaman yang luas dapat dilakukan penyemprotan larutan insektisida yang bersifat sistemik dalam racun perut.

1. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan pestisida yaitu zat kimia pembasmi hama tanaman. Pestisida terdiri atas insektisida, larvasida, fungisida, algasida.

a. Insektisida digunakan untuk membasmi hama serangga.

b. Larvasida digunakan untuk memberantas larva.

c. Fungisida digunakan untuk memberantas jamur.

d. Algasida digunakan untuk memberantas ganggang.

Penggunaan pestisida dibatasi harus di lakukan secara cermat dan hati – hati mengikuti aturan pakai. Hal ini karena pestisida terbuat dari zat kimia yang berbahaya. Dampak penggunaan pestisida :

a. Dapat membunuh hewan lain yang sebenarnya bermanfaat bagi manusia.

b. Apabila masuk ke dalam bahan makanan dapat bersifat racun sehingga membahayakan manusia.

c. Dapat merusak keseimbangan ekosistem.

2. Secara biologi

Pemberantasan hama secara biologi merupakan upaya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan agen pemangsa alami.

Contoh hewan pemangsa hama tanaman antara lain: lebah penyengat, semut kranggang dan burung hantu;

a. Ulat kupu artona diberantas dengan semacam hewan penyengat.

b. Kutu loncat di berantas semut rang rang.

c. Tikus diberantas dengan burung hantu.

Gulma

Adalah tanaman pengganggu tanaman budidaya. Berbeda dengan hama dan penyakit tanaman, pengaruh yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara lambat. Namun secar keseluhan yang ditimbulkan sangat besar.gulma mampu berkompetisi kuat dengan tanaman budidaya untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, air,sinar matahari, udara, ruang tumbuh. Contoh tumbuhan gulma, yaitu rumput teki dan eceng gondok.

Beberapa factor yang menyebabkan timbulnya kerugian tanaman budidaya dengan gulma antara lain :

1. Pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga waktu berproduksi lebih lama.

2. Penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi.

3. Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit.

4. Pengendalian gulma membutuhkan biaya yang mahal.

Cara pengendalian gulma :

1. Cara tradisional dengan mencabuti gulma secara langsung.

2. Cara modern dengan menyemprot menggunakan herbisida.

Penyakit Tanaman

Penyakit tanaman dapat menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap pengaruh luar. Penyakit tanaman umumya disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur.

Berbagai contoh penyakit tanaman antara lain;

a. CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION)

CPVD adalah penyakit yang merusak pembuluh tapis batang tanaman jeruk. CPVD disebabkan oleh virus.

b. TMV (Tobacco Mozaic Virus)

TMV adalah virus yang menyerang tanaman tembakau. Daun tembakan yang kena virus ini menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun menjadi lebih kecil dibandingkan dengan daun normal. Jika tanaman muda yang terserang virus ini pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.

c. Penyakit Bulai

Biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya adalah jamur dengan penyebarannya melalui spora yang di terbangkan oleh angin.

d. Penyakit Virus Belang

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebabnya adalah jamur dengan penyebaran melalui perantara angin.

e. Penyakit Kerdil Rumput

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman padi. Penyebabnya virus dengan penyebaran melalui perantara hama wereng. Pengendaliannya yaitu sebagai berikut;

1. Menanam padi yang tahan terhadap hama wereng (VUTW)

2. Memutuskan daur perkembang biakan wereng dengan jalan mengupayakan rotasi tanaman, yaitu menanam dua jenis tanaman pada satu lahan secara bergantian.

3. Menanam padi secara serentak dalam areal yang luas dengan jenis padi yang ditanam sama. Hal ini dilakukan agar permanenan dapat dilakukan serentak dalam satu waktu. Dengan demikian terdapat tenggang waktu, yaitu tidak terdapatnya tanaman padi sama sekali sehingga hama wereng tidak memperoleh makanan dan akhirnya mati.

4. Membunuh wereng secara langsung menggunakan insektisida dengan dosis yang tepat. Dosis yang tepat sangat penting supaya hama wereng dapat diberantas tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar